BAB I
1. Pendahuluan
Sopan
santun atau budi pekerti sebagai salah satu bukti manusia yang beradab.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya harus menjunjung tinggi etika sopan santun.
Melihat
perkembangan anak-anak dewasa ini terutama yang berusia 9-16 tahun.
Banyak sekali ketimpangan –ketimpangan dalam bersopan santun, jarang
keluar dari mulutnya untuk mengucapkan permisi jika mau lewat., atau
membungkukan badan kepada orang dewasa. Ini bukan hanya terjadi di
perkotaan saja tetapi di pedesaan pun sudah mulai terjadi. Padahal tidak
sedikit sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang berdiri
mengajarkan etika sopan santun, namun kenyataan etika sopan santun
makin menurun.
Dari
kenyataan tersebut maka timbul pertanyaan, kemanakah fungsi pendidikan
yang di harapkan ? Lalu apa penyebab turunnya etika sopan santun pada
anak?
Pada makalah ini akan di bahas mengenai turunnya etika sopan santun pada anak, remaja dan penyebabnya.
1
a. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari sopan santun sangatlah penting untuk dijunjung karena manusia sebagai makhluk yang berbudaya harus menjunjung tinggi
etika sopan santun. Pada masa yang modern, di era globalisasi ini
banyaklah perubahan-perubahan yang berpengaruh juga pada akhlak sopan
santun anak maupun remaja yang semakin berkurang diakibatkan oleh adanya
alat-alat komunikasi yang sangat mudah didapat, contohnya internet yang
dapat di akses seluruh dunia. Sehingga adanya perubahan ataupun
turunnya sopan santun dikarenakan pengaruh budaya luar dan pergaulan
pada kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Penelitian
Mengetahui
pengaruh dari manakah turunnya akhlak sopan santun anak dan remaja yang
sudah terasa pada kehidupan sehari-hari. Dan meneliti bagaimanakah cara
menanggulangi turunnya akhlak sopan santun dan mencegah agar tidak
lebih parah dalam ketidaksopansantunan.
c. Hipotesis
Pada
jaman yang modern dan di era globalisasi, banyak terjadinya
penyimpangan dan turunnya sopan santun pada anak dan remaja, yang di
akibatkan adanya pergaulan anak dan remaja yang kurang terkontrol oleh
orang tua. Pergaulan ini biasanya dalam pergaulan teman sebaya dan
lingkungan sekitar.
2
d. Landasan Teori
Etika
dapat diartikan tata cara, patokan-patokan, kaidah-kaidah normatif.
Sedangkan sopan santun adalah suatu tindakan yang mengandung kaidah
penghormatan dan penghargaan baik kepada dirinya maupun kepada orang
lain. Jika orang dewasa bersopan santun kepada orang yang lebih muda
maka orang itu sudah melakukan dua hal. Pertama, memberikan pendidikan
kepada yang lebih muda, yaitu memberikan contoh keteladanan sikap.
Kedua, orang itu mendapat penghargaan dan penghormatan dari yang muda.
Sebaliknya jika orang yang lebih muda bersopan santun kepada yang lebih
tua, maka orang tersebut sudah melakukan dua hal. Pertama, disegani oleh
orang yang muda juga sesamanya. Kedua, di hargai oleh yang tua karena
kebaikannya. Jadi jika kita melakukan sopan santun berarti kita telah
menghormati dan menghargai diri kita sendiri, karena orang lain tidak
mungkin menghormati kita dan menghargai kita apabila kita sendiri tidak
menghargai dan menghormatinya.
e. Metode Penelitian
Pada
awalnya kelompok peneliti membuat atau menulis pertanyaan untuk
wawancara agar mendapat informasi yang umum dan pasti tentang perbedaan
sopan santun anak dan remaja pada masa ini dan pada masa yang lampau,
karena jelas perbedaannya antara sekarang dan pada masa dulu. Masa dulu
sopan santun sangat di junjung tinggi dan menjadi budaya yang baik.
Yang
selanjutnya mewawancarai masyarakat luas dari orang dewasa dan anak
muda. Agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana dan tidak
menyimpang, peneliti mencari sumber-sumber yang terpercaya.
3
BAB II
2. Pembahasan masalah
Penyebab turunnya etika sopan santun pada anak usia sekolah.
Jika pada usia dini tidak mempunyai sopan santun maka krisis moral lah yang akan melanda negeri kita di masa depan.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi anak berperilaku demikian,
diantaranya : lingkungan keluarga, lingkungan sebaya, lingkungan
pendidikan, dan lingkungan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga sebagai pusat pendidikan yang pertama sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Lingkungan
keluarga memang peranan penting dalam pembentukan budi pekerti anak.
Karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan yang
utama bagi anak. Anak pertama kali mendapat pendidikan budi pekerti dari
kedua orang tuanya. Begitu juga keluarga dikatakan utama, mengingat
keluarga merupakan dasar atau pondamen bagi pendidikan budi pekerti
selanjutnya. Jika orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik
dan berguna di kemudian hari, maka jadikanlah keluarga sebagai
lingkungan yang paling baik bagi anak.
2. Teman Sebaya
Teman
sebaya turut ambil dalam pembentukan budi pekerti anak, karena sering
bergaul dengan temannya, sedikit demi sedikit anak akan terpengaruh oleh
perilaku teman sebayanya.
4
3. Lingkungan pendidikan
Pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuh
kembangnya budi pekerti (intelektual) dan untuk memajukan kehidupan
peserta didik.
Dengan
dimasukannya anak dalam lingkungan pendidikan, para orang tua berharap
agar anaknya menjadi cerdas, pandai dan berbudi pekerti yang baik. Hal
ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional secara mikro yaitu
membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
beretika (beradab dan berwawasan budaya) memiliki nalar (maju, cakap,
cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab),
berkemampuan
komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif,
serta demokratis), dan berbadan sehat hingga menjadi manusia mandiri.
4. Lingkungan Masyarakat
Dalam lingkungan ini terdapat berbagai macam unsur lapisan dan komponen
serta peran yang berbeda-beda. Termasuk di dalamnya peran para tokoh,
baik pemuka agama, pemuka adat, maupun tokoh masyarakat yang berkompeten
lainya yang dapat dikatakan sebagai orang tua.
Jika tokoh masyarakat ini peduli kepada generasi muda, maka tokoh ini
akan ikut andil dalam memberikan pendidikan pada kaum muda. Pendidikan
itu dapat berupa keteladanan dari sikap dan perilaku yang baik,
memberikan masukan, teguran, kritik mapun saran-saran yang membangun.
Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai agama berupa budi pekerti, kiranya
anak perlu banyak belajar bersosialisasi. Anak harus belajar bergaul
atau mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Disini anak
seyogyanya diberi kesempatan untuk lebih banyak bergaul dengan
orang-orang yang baik
Dengan seringnya berkomunikasi, maka anak akan ketularan baik dari orang yang berbudi pekerti luhur.
5
BAB III
3. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dengan
terbinanya budi pekerti sejak dini, maka anak akan mempunyai budi
pekerti yang kokoh. Anak yang mempunyai budi pekerti yang kokoh akan
mampu membedakan perilaku yang terpuji dengan perilaku yang menyesatkan /
menyimpang, sehingga tidak mudah tergoda atau terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik. Pada akhirnya anak akan menjunjung tinggi moral dan
berusaha untuk berbuat baik yang bermanfaat bagi orang lain.
Jika para orang tua melaksanakan dan menerapkan etika sopan santun maka
orang tua tersebut telah melaksanakan dua hal, yaitu pertama memberikan
pendidikan pada kaum muda. Pendidikan itu dapat berupa keteladanan dari
sikap dan perilaku yang baik, memberikan masukan, teguran, kritik
maupun saran-saran yang membangun. Kedua, mendapatkan penghargaan dan
penghormatan dari kaum muda.
b. Saran
Seandainya
anak sudah dapat menunjukan budi pekerti yang baik, maka orang tua
sudah selayaknya memberikan penghargaan, penghargaan yang diberikan bisa
berbentuk kado, dengan jempol, kesempatan atau pujian. Dengan
penghargaan ini diharapkan anak merasa dihargai dan memotivasi anak agar
budi pekertinya lebih baik.
Sebaliknya
apabila anak melanggar norma-norma yang berlaku, orang tua perlu
memberikan hukuman. Hukuman yang diberikan dimaksudkan agar anak sadar
akan kesalahannya, tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian
hari serta berhati-berhati dalam bertindak. Pemberian hukuman hendaknya
mendidik. Artinya hukuman bukan sebagai balas dendam, tetapi hukuman
menerapkan cara untuk memperbaiki diri.
by MyWapBlog.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar